Apa itu Impotensi?

Impotensi, juga dikenal sebagai disfungsi ereksi, adalah kondisi medis yang mengacu pada ketidakmampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk melakukan hubungan seksual.

Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara menyeluruh dan berpotensi merusak hubungan. Jika tidak segera mendapat penanganan dengan cepat, akan berdampak buruk dalam jangka panjang.

Gejala Impotensi

Ciri-ciri pengidap impotensi:

  • Kesulitan Ereksi: Kesulitan dalam mencapai ereksi yang cukup keras untuk melakukan hubungan seksual.
  • Ereksi Lemah atau Singkat: Ereksi mungkin terjadi, tetapi lemah atau tidak bertahan lama.
  • Kehilangan Ereksi Selama Hubungan Seksual: Ereksi bisa hilang saat berhubungan seksual.
  • Kehilangan Libido (Gairah Seksual): Pengurangan hasrat atau keinginan untuk berhubungan seks.
  • Kecemasan dan Stres: Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, atau rasa rendah diri yang lebih tinggi.
  • Pengaruh Emosional: Dampak negatif pada kesehatan mental, termasuk depresi, kegelisahan, atau perasaan cemas.
  • Permasalahan pada Hubungan: Impotensi bisa mempengaruhi hubungan dengan pasangan, menyebabkan konflik, dan menurunkan keintiman.
  • Rasa Malu dan Ketidakpercayaan Diri: Pria dengan impotensi mungkin merasa malu atau kehilangan kepercayaan diri dalam hal kinerja seksual.
  • Pembengkakan atau Nyeri pada Testis: Beberapa penderita juga melaporkan adanya rasa sakit atau pembengkakan pada bagian testis.
  • Pergeseran Posisi Penis: Penis mungkin cenderung mengarah ke bawah atau ke samping saat ereksi.

Faktor Penyebab

1. Penyebab Fisik

  • Penyakit Kardiovaskular: Gangguan seperti penyakit jantung, aterosklerosis (pengerasan arteri), dan tekanan darah tinggi dapat menghambat aliran darah ke penis, menyebabkan impotensi.
  • Diabetes: Diabetes dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang mengontrol ereksi.
  • Penyakit Neurologis: Penyakit seperti penyakit Parkinson, sklerosis ganda, atau cedera saraf dapat mempengaruhi sinyal yang diperlukan untuk ereksi.
  • Penyakit Ginjal: Masalah ginjal yang parah dapat mempengaruhi fungsi ereksi.
  • Penyakit Prostat: Pembesaran prostat atau pengangkatan prostat dapat memengaruhi saraf dan pembuluh darah yang terlibat dalam ereksi.

2. Penyebab Psikologis:

  • Stres: Stres, baik itu akibat pekerjaan, keuangan, atau masalah pribadi, dapat menyebabkan impotensi.
  • Kecemasan: Kecemasan, termasuk kecemasan performa seksual, dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
  • Depresi: Kondisi depresi dapat memengaruhi gairah seksual dan menyebabkan impotensi.
  • Perasaan Bersalah: Masalah interpersonal atau perasaan bersalah terkait seksualitas bisa mempengaruhi fungsi ereksi.

3. Gaya Hidup dan Kebiasaan Seksual:

  • Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Merokok dan minum alkohol secara berlebihan dapat merusak pembuluh darah dan saraf, berdampak pada ereksi.
  • Obesitas: Kegemukan atau obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak yang mengganggu aliran darah ke penis.
  • Kurangnya Aktivitas Fisik: Kurangnya olahraga atau aktivitas fisik dapat berkontribusi pada impotensi.

4. Efek Samping Obat: Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, obat tekanan darah, atau obat penenang, dapat memengaruhi fungsi ereksi sebagai efek samping.

5. Faktor Usia: Penuaan dapat menyebabkan penurunan produksi hormon testosteron, yang dapat mempengaruhi ereksi.

6. Faktor Hormonal: Ketidakseimbangan hormon, khususnya kadar testosteron yang rendah, dapat menjadi penyebab impotensi.

Penting untuk mencari bantuan medis jika mengalami gejala impotensi, karena penyebabnya dapat bervariasi dan memerlukan penanganan yang sesuai.

Jangan anggap remeh risiko impotensi, jika diabaikan maka risiko komplikasi yang lebih serius bisa terjadi, seperti gangguan psikologis, konflik hubungan, dan hilangnya kualitas hidup.

Segera cari bantuan dokter spesialis penyakit kelamin pria, konsultasikan dengan kami di Klinik Apollo secara online dan gratis.

Impotensi